Apakah Anda pernah mendengar tentang perbedaan uptime dan downtime dalam sebuah server hosting? Sebelum memulai aktifitas di dunia website, dua hal ini memang patut Anda pahami terlebihdulu. Uptime dan downtime merupakan 2 mekanisme yang akan memberikan pengaruh signifikan dalam perkara opersional hosting yang Anda gunakan. Sehingga pastinya akan membawa dampak pula pada website yang tengah Anda jalankan.
Istilah downtime dan uptime kerap dipadankan pada operasional sebuah hosting. Walaupun kesannya sangat teknis, namun pemahaman tentang uptime dan downtime harus tetap diketahui oleh siapapun yang berniat menjalankan website, termasuk bagi para newbie. Berikut adalah bahasan mengenai pengertian dan perbedaan uptime dan downtime.
Pengertian Uptime
Uptime kerap diartikan sebagai waktu hidup atau waktu aktif dari sebuah hosting. Istilah ini digunakan untuk merepresentasikan waktu aktif sebuah hosting untuk menjalankan segala programnya. Biasanya uptime ditampilkan dalam bentuk presentase yang jelas, misalnya Uptime 80%, ataupun hingga 99%.
Uptime berkaitan dengan seberapa bagus stamina sebuah hosting untuk menjalankan programnya. Karena itulah, semakin tinggi presentase uptime sebuah server, maka integritas dalam menjalankan layanannya juga akan jadi semakin baik.
Pengertian Downtime
Berlainan dengan uptime, downtime merupakan istilah yang dipakai saat sebuah hosting dalam keadaan mati. Dalam posisi ini, sebuah server tidak akan bisa menyediakan layanan apapun, dan mustahil untuk bisa mencapai keadaan maksimalnya.
Ketika sebuah sistem berada dalam keadaan mati, seluruh website yang terafiliasi padanya juga akan mengalami kegagalan kerja. Karena itulah perkara downtime ini akan menjadi tolok ukur mengenai kualitas dan profesionalisme sebuah server hosting. Makin rendah downtimenya, berarti makin baik. Hosting dengan downtime yang lama akan membawa kerugian pada kliennya.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya downtime adalah adanya human error, kerusakan alat, serangan sistem dari luar, hingga traffic yang terlampu padat, sehingga membuat sistem tidak bisa bekerja.
Kendati demikian, downtime tetap bisa dihindari melalui beberapa strategi, yaitu memilih hosting dengan presentasi uptime maksimal, menggunakan dukungan hardware dan software yang skala data tinggi serta membangun sistem back up, sebagai respon cepat jika terjadi downtime.
Perbedaan Uptime dan Downtime
Meskipun downtime dan uptime sama-sama bergerak dalam teknis operasional sebuah hosting, perbedaan uptime dan downtime tetap ada.
Pertama, uptime mengkhususkan pada waktu standby dari sebuah hosting, yang menandakan seberapa lama ia dapat bertahan dan menjalankan program dalam kapasitas yang maksimal. Sedangkan downtime mengarah pada waktu-waktu terendah sebuah hosting, dimana ia bahkan tidak dapat menghidupkan satu websitepun.
Kedua, uptime dan downtime memiliki skala penghitungan yang berbeda. Waktu uptime yang lebih tinggi dianggap sebagai sebuah tanda dari kualitas yang baik dan jaminan yang mumpuni. Sedangkan waktu downtime yang tinggi justru menjadi tanda-tanda dari sebuah bencana bagi para penggiat website. Keduanya dilihat secara berlawanan, uptime dengan persentase yang makin tinggi berarti makin baik. Sedangkan downtime yang makin rendah, makin berkualitas.
Itulah penjelasan mengenai pengertian serta perbedaan uptime dan downtime sebuah server hosting. Mencari penyedia hosting dengan uptime maksimal dan downtime yang rendah merupakan pekerjaan rumah bagi tiap pengembang website. Salah satu penyedia hosting up time 99.9% termurah, yang bisa Anda percaya adalah Domainesia. Dengan ragam layanan terbaik, Domainesia akan membantu Anda menemukan hosting dengan ketahanan yang paling sempurna.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100